WARTAPUBLIK.COM, BANGKA BARAT-Ulama di Kabupaten Bangka Barat (Babar) siap mendukung Pasangan Mansah dan Dwi Aryani di Pemilihan Kepala Daerah (Pillkada) serentak Tahun 2024. Pasalnya, kepemimpinan petahana saat ini dinilai banyak mengecewakan.
Banyak kepentingan masyarakat serta Islam tak direalisasikan petahana. Dan tertuang di dalam penandatanganan kontrak politik antara Ijtima Ulama di Babar dengan pasangan dengan jargon Bersanding (Bersama Sukirman dan Bong Ming Ming) tersebut.
Hal ini disampaikan Ketua Ijtima Ulama Babar periode 2019-2024, M Arie Wibowo. Ia awalnya menceritakan bagaimana Ijtima Umat Islam di Babar tahun 2020 terbentuk. Selain untuk mengakomodir perjuangan para ulama dari berbagai elemen di Babar.
Juga untuk motor pemenangan paslon Bersanding. Makanya, saat Bersanding mendaftarkan diri ke KPU Babar, banyak kalangan ulama dari ustaz dan habib mengantar. Kebetulan, saat itu, Arie diamanatkan untuk memimpin umat islam di kabupaten ini.
“Memang isinya banyak ulama-ulama yang tersebar di setiap kecamatan di Babar yang tujuannya adalah memang untuk sebagai motor pemenangan Bersanding 2020. Makanya saat daftar ke KPUD itu, yang mengantar banyak ulama,” ujarnya, Jumat (30/8/2024).
“Ada juga para habib, ustaz, kebetulan juga saya waktu itu dimintakan sama kawan-kawan di Ijtima Umat Islam Babar untuk menjadi pemimpinnya. Jadi mulai dari situ kita menggarap, turun-turun ke kecamatan, desa untuk menggalang suara,” ujarnya.
Dengan ikhtiar penuh tanpa adanya sponsor, ulama kala itu ikhlas berjuang memenangkan bersanding. Akhirnya, semua perjuangan itu tidak sia-sia. Bersanding berhasil menang di Pilkada 2020 kalahkan pasangan Markus-Badri Syamsu dan Safri-Edi Arif.
“Alhamdulillah menang. Tapi memang saat itu ada kontrak politik antara istima dan bersanding ditandatangani di markas FPI waktu itu. Ada beberapa poin kontrak politik, tapi saya tidak hafal karena sudah lama dan saya tidak memegang salinannya,” ujarnya.
“Tapi seiring berjalan, rata-rata selama jalan 3,5 tahun ini, banyak kekecewaan di kalangan ulama baik dari para habib, ustaz. Banyak program, harapannya untuk kepentingan masyarakat itu dan juga untuk kepentingan islam itu tidak berjalan atau tidak dijalankan,” ujarnya.
Akan tetapi, saat diminta menjalankan program yang dijanjikan, kebanyakan ulama hanya disuguhkan dengan lip service atau kata-kata manis.
“Dan ketika kita minta untuk dijalankan itu, terlalu banyak lip service nya, jangan-jangan sampai sekarang. Dan pada akhirnya sekarang ya bisa dilihat, kawan-kawan di ijtima pun akhirnya mengambil langkah untuk tidak memberikan sokongan dan dukungan lagi,” ungkapnya.
“Sekarang banyak kawan-kawan parpol di Bersanding yang dulunya malah sebenarnya kan berseberangan dengan bersanding sebenarnya dibandingkan yang sekarang. Malah kebanyakan yang dulu berjuang ikhlas itu ya tergeser, saya gak ngerti juga kenapa,” katanya.
*Ulama Sepakat Dukung Mandiri
Sebelum meninggalkan posisi sebagai Ketua Ijtima Ulama Babar, arahan terakhir dari seluruh pengurus. Baik di tingkat kabupaten, kecamatan hingga dewan syuro tidak lagi membahas dukungan ke Bersanding. Seiring itu, Arie juga mendapatkan amanat untuk memimpin Partai Ummat Babar.
“Arahan DPP, yang mungkin sudah kadarullah, sudah takdirnya, kita diperintahkan untuk mendukung full dari Mandiri. Bang Mansah dan Bu Dwi Aryani. Ini sangat cepat sebenarnya dukungan ini, saya pun tidak terpikir awalnya karena memang tidak ada arahan apa pun,” ungkapnya.
“Sampai tiga hari sebelum pendaftaran di hari pertama pendaftaran malamnya saya ditelpon DPP dukungan ke Mandiri. Karena kita sifatnya partai islam, partai religius, ya samina wa athona kita ikut. Apapun konsekuensinya, apa pun yang saya harus hadapi, itu konsekuensi kita dalam berpolitik dan berorganisasi. Dan semua pihak saya harap bisa menerima itu, siapapun dia, kawan-kawan dulu berjuang di 2020 ya harusnya bisa menerima itu, konsekuensi politiknya seperti itu,” jelas dia. ( Kmr)