WARTAPUBLIK.COM, Bangka – Aktivitas tambang timah ilegal di Pantai Matras, Sungailiat, Kabupaten Bangka, semakin ‘Merajalela’ jadi sorotan publik. Mirisnya kegiatan ini berpotensi besar merugikan negara, Sedangkan PT Timah Tbk selaku pemegang izin resmi Wilayah Izin Usaha pertambangan (WIUP) melakukan pembiaran, tak mungkin jika PT Timah Tbk tidak mengetahui Pencurian diwilayahnya ini yang selalu mengundang tanya besar.
Salah satu sumber mengatakan, Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Bangka sempat melakukan penertiban terhadap aktivitas tambang ilegal di kawasan tersebut pada Kamis (20/2). Terjaring sebanyak 11 orang penambang berhasil diamankan, namun mereka langsung dibebaskan tanpa alasan dan proses hukumnya.
“Sebenarnya ada apa dibalik dilepaskannya para penambang yang tertangkap itu,” ungkap salah satu sumber di warkop Sumur Sungailiat.
Saat dikonfirmasi pada Jumat (21/2), Kasat Polairud Polres Bangka, AKP Arif Fabilla, mengungkapkan bahwa pihaknya hanya memberikan teguran dan imbauan kepada para penambang.
“Iya, kemarin kami hanya memberikan imbauan agar para pekerja segera mengurus legalitas SPK (Surat Perintah Kerja),” ujar AKP Arif Fabilla melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut dikatakan sumber bahwa menjadi pertanyaan besar kenapa pihak polres Bangka hanya tangkap 11 orang saja sedangkan di lokasi tersebut kurang lebih 50 ponton yang melakukan ilegal mining.
“Kemarin memang ada 11 orang yang dibawa ke Polres, tapi langsung dilepaskan. Saya heran kenapa PT Timah membiarkan ini terjadi, padahal itu adalah WIUP mereka, tetapi malah ada pembiaran,” ujar sumber tersebut yang meminta dirahasiakan namanya.
Sementara itu, Kepala Pengawas Tambang (Wastam) Laut Cabang Sungailiat, Syaroni, saat dikonfirmasi melalui HP Seluler WhatsApp oleh awak media belum memberikan tanggapan alias (Bungkam) terkait adanya aktivitas penambangan liar di pantai Matras.
Hingga berita ini diterbitkan, PT Timah Tbk belum memberikan pernyataan resmi mengenai TINDAKAN pembiaran dalam maraknya tambang ilegal di Pantai Matras. Awak media terus berupaya melakukan konfirmasi kepihak-pihak terkait lainnya. (Rony Christ/ Ali Topan)