Subekti Hadir di Pelepasan TK Negeri Pembina 4 Pangkalpinang, Ini Pesan Moralnya

oleh -1105 Dilihat

WARTAPUBLIK.COM, Pangkalpinang – Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kota Pangkalpinang, Ahmad Subekti, mewakili Pj Wali Kota Pangkalpinang Unu Ibnudin, menghadiri acara pentas seni dan pelepasan siswa Kelompok B TK Negeri Pembina 4 Kota Pangkalpinang untuk tahun pelajaran 2024/2025.

Acara tersebut digelar di Gedung Balai Besar Betason, Kantor Wali Kota Pangkalpinang, pada Selasa (17/6/2025), dan berlangsung penuh haru serta semangat kebersamaan antara guru, siswa, dan para orang tua.

Pentas Seni dan Pelepasan Siswa

Momen ini menjadi ajang perpisahan sekaligus pentas seni bagi anak-anak didik yang telah menyelesaikan masa belajarnya di TK Negeri Pembina 4. Mereka tampil dengan penuh semangat melalui berbagai pertunjukan seni yang menggambarkan hasil pembelajaran selama satu tahun.

Pesan Moral dari Subekti

Dalam sambutannya, Ahmad Subekti menyampaikan pesan moral penting kepada orang tua dan guru. Ia menekankan bahwa pendidikan anak bukan hanya soal pengetahuan, namun juga pembentukan karakter melalui nilai-nilai agama, etika, dan kedisiplinan.

“Tugas anak-anak kita masih panjang. Mereka adalah calon generasi emas yang harus dibekali akhlak dan bimbingan yang kuat dari lingkungan keluarga dan sekolah,” ujarnya.

Imbauan Soal Keselamatan dan Etika

Pemerintah Kota Pangkalpinang juga mengimbau agar keselamatan anak-anak menjadi prioritas utama, termasuk larangan mengadakan acara perpisahan di luar lingkungan sekolah tanpa pengawasan yang jelas.

Selain itu, Subekti juga menyampaikan bahwa pengembalian tanggung jawab pendidikan anak kepada orang tua harus dilakukan secara resmi dan penuh makna.

“Jangan sampai ada kegiatan yang tidak mendidik atau tidak pantas dilakukan dalam momen pelepasan ini. Kita ingin anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh nilai positif,” jelasnya.

Kisah Inspiratif

Dalam sesi akhir sambutannya, Subekti juga membagikan kisah inspiratif tentang seorang anak yang dulunya dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran. Bahkan wali kelas sampai menulis surat kepada ibunya yang berbunyi:

“Kami tidak sanggup lagi mengajarnya. Kemampuannya di luar batas kami sebagai guru. Kini kami serahkan anak ini kepada ibunya, kepada Allah SWT, untuk dididik lebih lanjut.”

Namun siapa sangka, anak tersebut justru tumbuh menjadi seorang tokoh cerdas dan ahli sejarah yang sangat terkenal.

“Dari kisah ini kita belajar bahwa tidak ada anak yang benar-benar bodoh. Mereka hanya butuh pendekatan dan dukungan yang tepat,” tutup Subekti.
(Hary- wartapublik)

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.