Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

WALHI Soroti Tambang Ilegal di Teluk Inggris, Diduga Rusak Hutan Lindung Pantai

1199
×

WALHI Soroti Tambang Ilegal di Teluk Inggris, Diduga Rusak Hutan Lindung Pantai

Sebarkan artikel ini

WARTAPUBLIK.COM, Bangka Barat–Ketua LSM Gerakan Masyarakat Peduli Aspirasi (Gempar)  juga Salah satu anggota WALHI ( Wahana Lingkungan Hidup) Bangka Belitung,  Alfani MA, mendesak penindakan tegas atas aktivitas tambang ilegal di Teluk Inggris. Ia menyoroti lokasi tersebut sebagai kawasan cagar budaya dan hutan lindung pantai, sekaligus saksi perang dunia II tempat pembantaian perawat dan tentara Sekutu.

“Ini ikon sejarah yang sangat penting ada kejahatan perang internasional.Jadi sangat jelas sejarahnya,” tegas Alfani di hadapan awak media, Kamis (03/07/25).

Pemprov Bangka Belitung sendiri telah mengalokasikan 5 hektare kawasan Teluk Inggris untuk wisata internasional. Alfani memperingatkan bahwa kerusakan cagar budaya dapat berimplikasi hukum serius dan mengancam reputasi heritage internasional kawasan tersebut.

Seorang warga setempat menuturkan keberatan terhadap aktivitas tambang ilegal di Teluk Inggris.

“Benar‑benar parah, kawasan hutan pantai harus dijaga dan dilindungi bukan dibiarkan seperti ini.”ucapnya minta namanya dirahasiakan.

Terkait  tambang ilegal di Teluk Inggris yang diduga merusak ekosistem laut di kawasan hutan lindung pantai, awak media berulang-ulang minta tanggapan kepada Kapolres Bangka Barat melalui via HP Seluler               ( Whatsapp).

Sementara itu, Kapolres Bangka Barat, AKBP Pradana Aditya Nugraha, menyatakan akan menindaklanjuti konfirmasi tersebut.

“Terima kasih informasinya pak, kami akan tindaklanjuti.” ujarnya melalui via Whatsapp.

Polres setempat sebelumnya telah menghentikan kegiatan tambang liar, menyita ponton tambang dan menangkap pelaku pada akhir Juni 2025, dengan dua orang ditetapkan tersangka dan sejumlah pekerja diperiksa .

Masyarakat berharap aparat berani menutup total tambang ilegal demi menjamin kelestarian Teluk Inggris ikon sejarah sekaligus kawasan wisata dan ekologi.

Wartawan- Komarudin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *