Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Gawat! SDN 010119 Aek Loba Pekan Terancam Tutup, Hanya Dapat Satu Siswa Baru di Tahun Ajaran 2025/2026

1444
×

Gawat! SDN 010119 Aek Loba Pekan Terancam Tutup, Hanya Dapat Satu Siswa Baru di Tahun Ajaran 2025/2026

Sebarkan artikel ini

WARTAPUBLIK.COM, ASAHAN — Sekolah Dasar Negeri (SDN) 010119 Aek Loba Pekan, yang terletak di Kelurahan Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, terancam tutup akibat minimnya jumlah peserta didik baru.

Pada tahun ajaran 2025/2026, sekolah tersebut hanya menerima satu siswa baru untuk kelas I. Kondisi serupa juga terjadi pada tahun ajaran sebelumnya, di mana hanya satu siswa yang mendaftar dan kini telah duduk di kelas II.

Penurunan jumlah siswa diduga terjadi karena masyarakat lebih memilih menyekolahkan anak mereka ke sekolah swasta berbasis agama dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) yang berada di kelurahan yang sama. MIN tersebut bahkan menerima siswa hingga tiga rombongan belajar (rombel) atau lokal.

Koordinator Wilayah (Korwil) Dinas Pendidikan Kecamatan Aek Kuasan, Mardiah, S.Pd., membenarkan kondisi tersebut saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (15/7/2025).

“Dua sekolah yang letaknya bersebelahan dengan kantor Korwil, yaitu SDN 010119 dan SDN 014654 Aek Loba Pekan, mengalami penurunan sangat drastis. Dulu jumlah murid bisa mencapai 80 hingga 100 orang yang berasal dari Kelurahan Aek Loba Pekan dan Desa Aek Loba,” jelas Mardiah di ruang kerjanya.

Namun, lanjut dia, saat ini tidak ada lagi siswa dari Desa Aek Loba yang mendaftar ke SD negeri. Sebagian besar orang tua langsung memasukkan anak-anak mereka ke sekolah berbasis agama sejak lulus TK.

“SDN 010119 hanya dapat satu siswa baru, dan SDN 014654 menerima empat siswa saja. Sementara MIN di kelurahan ini menerima siswa hingga tiga lokal,” tambahnya.

Mardiah mengungkapkan, pihak sekolah sebenarnya telah berupaya menarik minat orang tua siswa, termasuk dengan memberikan fasilitas seperti tas dan seragam gratis. Namun, mayoritas orang tua tetap memilih sekolah agama demi pembentukan karakter dan pengetahuan keagamaan anak.

“Upaya sudah dilakukan, bahkan pihak sekolah mendatangi langsung orang tua siswa, tapi mereka tetap lebih memilih sekolah agama,” ujarnya.

Menurut Mardiah, jika kondisi ini terus berlangsung, keberadaan dua SD negeri tersebut sangat terancam. Selain minim siswa, keberadaan guru bersertifikasi pun akan sia-sia karena tidak ada peserta didik yang bisa dibina. ( Habib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *