Scroll untuk baca artikel
Berita Terkini

Di Tengah Sunyi Semak Belukar, Guru TK Ini Mengajar Tanpa Fasilitas demi Masa Depan Anak Bangsa

1959
×

Di Tengah Sunyi Semak Belukar, Guru TK Ini Mengajar Tanpa Fasilitas demi Masa Depan Anak Bangsa

Sebarkan artikel ini

Oleh : Haryani, C, IJ,, C. PW

 

WARTAPUBLIK.COM, Bangka Tengah— Di sudut sepi Desa Cambai Selatan RT 05, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, berdiri sebuah taman kanak-kanak sederhana bernama TK RA-Ridho. Dikelilingi semak belukar dan kebun warga, lokasi sekolah ini jauh dari hiruk-pikuk keramaian. Namun justru di tempat terpencil inilah, lahir semangat besar para pendidik yang penuh pengabdian.

TK yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Jannah ini menjadi rumah bagi anak-anak usia dini yang haus akan pendidikan. Dibimbing oleh guru-guru yang disebut “bunda”, anak-anak di sini belajar dengan penuh suka cita, meski keterbatasan sarana dan prasarana menjadi tantangan yang menyakitkan setiap harinya.

Tak ada ayunan, prosotan, atau alat peraga edukatif yang memadai. Bahkan ruang kantor guru harus berbagi fungsi sebagai ruang belajar anak-anak. Gedung sempit, alat permainan nyaris tidak ada, dan sebagian siswa datang dari keluarga dengan kondisi ekonomi pas-pasan. Meski demikian, semangat tak pernah padam dari wajah para guru.

Heldia, kepala sekolah TK RA-Ridho, menyampaikan rasa harunya saat awak media mengunjungi sekolah mereka.

“Beginilah kondisi kami, Pak. Kami tetap mengajar semaksimal mungkin walaupun banyak sekali kekurangan. Gedung sempit, kantor guru jadi satu dengan ruang belajar, dan fasilitas belajar anak-anak sangat minim. Tapi kami tetap semangat, karena ini demi masa depan mereka semoga ada yang peduli keberadaan kami” ujar Heldia lirih, Rabu (30/7/2025).

Ketua Yayasan Nurul Jannah Ida, juga tak kuasa menyembunyikan keharuan saat berbicara. Ia menceritakan bagaimana selama bertahun-tahun, yayasan dan para guru berjuang dengan segala keterbatasan, bahkan kerap menombok dari kantong pribadi demi kelangsungan pendidikan anak-anak di desa itu.

“Kami sudah pernah mengajukan bantuan sejak 2020, tapi belum ada tindak lanjut. Alhamdulillah, dengan kekuatan niat dan sedikit rezeki, kami tetap berusaha bertahan. Kami juga tidak ingin terlalu berharap, tapi kami tetap berdoa agar ada dermawan yang peduli,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Gaji guru yang tak menentu, seragam anak yang harus dibeli dengan sistem menabung, hingga tidak adanya tabungan operasional sekolah menjadi bagian dari kenyataan pahit yang dihadapi. Meski begitu, para orang tua tetap mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik di TK ini.

“Harapan saya, semoga ke depan Yayasan Nurul Jannah bisa memiliki gedung yang layak, alat permainan yang memadai seperti sekolah-sekolah lain, dan guru-guru muda kami bisa terus meningkatkan kualitasnya. Kami ingin anak-anak desa ini juga punya kesempatan meraih masa depan cerah,” tutupnya.

Sekolah kecil ini mungkin tak punya gedung megah atau fasilitas canggih. Namun dari pelataran sunyi di tengah semak belukar, cinta dan harapan besar untuk masa depan anak-anak tumbuh setiap hari. TK RA-Ridho adalah bukti bahwa pendidikan sejati lahir dari ketulusan dan pengorbanan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *