Caption Foto: TI Rajuk berada tidak jauh dari jembatan Jeti Belo Laut Bangka Barat .
Wartawan :Komar|Editor: Haryani
Wartapublik.com, Bangka Barat-
Diduga ulah Tambang Ilegal ( TI) jenis rajuk, Kondisi jembatan Jeti di pesisir Desa Belo Laut, Kabupaten Bangka Barat terancam roboh.
Pantauan wartapublik.com di lapangan, sejumlah titik fondasi jeti tampak terkikis parah. Tanah di sekitar tiang pancang hilang digerus air, meninggalkan lubang-lubang besar berisi lumpur keruh. Beberapa bagian beton dan kayu penopang tampak menggantung tanpa pijakan, menandakan kerusakan serius yang kian hari semakin meluas, Jum’at (3/10/25).
“Kalau air pasang, kami khawatir jembatan ini ambruk. Tiangnya sudah goyang, kalau jatuh bisa mengenai perahu yang sedang sandar. Ini tempat kami bekerja, satu-satunya jalan keluar hasil laut,” ujar Rizal, nelayan setempat.
Jembatan Jeti Belo Laut dibangun secara swadaya oleh masyarakat dan menjadi jalur vital bagi nelayan untuk bongkar muat hasil tangkapan serta jalur distribusi ekonomi desa. Namun dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas tambang rajuk liar di sekitar pesisir membuat struktur Jeti rusak berat.
Menurut Mardi, tambang rajuk ilegal beroperasi tak lebih dari 50 meter dari kaki jembatan. Sedotan pasir dan lumpur dari dasar laut menyebabkan abrasi hebat, membuat air di sekitar Jeti berubah keruh dan arus semakin kuat.
“Dulu waktu surut, anak-anak sering main di bawah jembatan. Sekarang airnya dalam dan deras, dasar lautnya berlubang. Kalau ada kapal besar lewat, ombaknya bisa mengguncang jembatan,”
kata Mardi
Kerusakan ini menurut Mardi, tidak hanya mengancam keselamatan nelayan, tapi juga perekonomian masyarakat. Jika jembatan Jeti ambruk, puluhan nelayan kehilangan tempat bersandar, sementara akses distribusi hasil tangkapan dan logistik desa akan lumpuh total.
Abrasi yang semakin parah juga memperburuk keadaan. Hilangnya tanaman mangrove di sekitar pantai mempercepat gerusan ombak ke daratan. Beberapa rumah warga yang berjarak tak jauh dari Jeti kini mulai retak dan amblas perlahan.
Masyarakat Belo Laut mengaku telah berulang kali melapor ke pihak berwenang agar aktivitas tambang rajuk ilegal dihentikan. Namun hingga kini, kegiatan penambangan masih berlangsung bebas di siang hari.
“Kalau nanti jembatan ini roboh, itu bukan musibah alam. Itu akibat pembiaran dan keserakahan manusia,” tegas salah satu tokoh nelayan.
Warga berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum segera turun tangan menindak tegas pelaku tambang rajuk ilegal sebelum jembatan jeti benar-benar ambruk dan memutus nadi kehidupan nelayan Belo Laut. ( Tim)