Caption Foto: Peserta Diskusi Interaktif bertema “Ruang Aman bagi Satwa di Era Alih Fungsi Lahan” berfoto bersama di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation, Sabtu (8/11/2025).
Wartawan : Riski|Editor: Haryani
Wartapublik.com, Pangkalpinang — Dalam rangka memperingati Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) serta Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) berkolaborasi dengan Alobi Foundation dan Pepelingasih Kota Pangkalpinang menggelar Diskusi Interaktif bertajuk “Ruang Aman bagi Satwa di Era Alih Fungsi Lahan”, Sabtu (8/11/2025) di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Foundation.
Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, dosen, praktisi lingkungan, komunitas kepemudaan, hingga insan pers. Diskusi menghadirkan tiga narasumber, yakni Langkasani (Founder PPS Alobi Foundation), Finland (Jurnalis satwa liar), dan Ahhmad Zuhdi (Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota UBB).
Beragam isu lingkungan menjadi sorotan dalam forum tersebut, di antaranya alih fungsi lahan, aktivitas tambang ilegal, penataan ruang wilayah, hingga meningkatnya konflik manusia dengan satwa liar, seperti munculnya buaya di kawasan permukiman warga.
Inisiator Pepelingasih Pangkalpinang, Lakenu, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian generasi muda terhadap kelestarian lingkungan hidup dan habitat satwa.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa masih ada masyarakat Bangka yang peduli terhadap ruang hidup satwa dan kelestarian alam,” ujarnya.
Sementara itu, Langkasani dari Alobi Foundation mengapresiasi gagasan mahasiswa yang mengangkat tema keberlanjutan habitat satwa dalam konteks tata ruang.
“Satwa liar tidak hanya hidup di hutan, tetapi juga ada di sekitar kita di kota, taman, bahkan di pekarangan. Karena itu, penataan ruang harus memperhatikan keberadaan mereka,” jelasnya.
Sebagai tindak lanjut, para peserta akan melakukan penanaman pohon endemik Bangka, Sisil (Hopea mengarawan), pada Minggu (9/11/2025) di Taman Mandara, Kota Pangkalpinang. Aksi tersebut menjadi langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan serta ruang hidup satwa di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.











