WARTAPUBLIK. COM,Bangka -Diduga TI ilegal jenis rajuk mengganas ngentem Daerah Aliran Sungai (DAS ) tanpa pedulikan lingkungan sekitarnya diduga dibekingi orang kuat.
Pantauan media ini, Daerah Aliran Sungai yang berada dekat lingkungan SD kelurahan Jalan Laut, Kelurahan Matras, kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka di porak porandakan oleh aktivitas beberapa jenis TI seperti rajuk, Tungau dan ada juga Girboks ( mesin besar). Rabu (07/08/24).
Kegiatan Tambang Inkonvensional (TI) tersebut dikerjakan di depan maupun belakang Sekolah, deru bising suara mesin tentu sangat menggangu kegiatan ngajar mengajar terutama bagi anak yang sedang belajar .
Salah satu warga mengatakan, sebagai Kepala Lingkungan ( Kaling) Dony harus tegas memberikan himbauan agar lokasi sekitar SD tidak di kerjakan.
” Sebagai Kaling Pak Dony harus memberikan peringatan ke para pemilik tambang dan para penambang yang membandel dan tak mengindahkan teguran maupun protes dari pihak sekolah maupun dari masyarakat,” ujar warga yang tidak mau disebut namanya.
Dony saat dikonfirmasi melalui panggilan HP Seluler mengatakan, pihaknya sudah sering dan berulangkali menegur para pelaku tambang yang di belakang maupun didepan SDN terkait kegiatan menambang yang sangat menggangu proses belajar mengajar disekolah Dasar negri diKawasan ini .
Sementara itu, pihak sekolah yang diwakili oleh Ahmad Yani salah satu pengajar di SDN mengaku kegiatan TI disekitar sekolah sangat menggangu.
” Sangat bising pak, kegiatan menambang itu, sehingga mengganggu konsentrasi para siswa belajar dan mengajar para Guru,” katanya.
Selain itu Warga sekitar Ahyung (nama samaran) saat dikonfirmasi oleh awak media siapa pengurusnya, Ia mengatakan tidak tahu.
” Kami warga sini, namun tidak tahu siapa pengurus ( koordinator) tambang itu . Kalau boleh bilang para penambang itu punya nyali besar melakukan aktivitas tambang dikawasan tersebut, padahal dari pihak APH sudah seringkali melakukan Razia dan mereka tetap membandel, kami masyarakat menduga ada oknum x sehingga mereka berani melakukan kegiatan di DAS tersebut.” terangnya.
Kembali Ahyung menyampaikan, bahwa tentang hasil timah dari menambang itu setor diduga ke oknum kuat.
“Menurut informasi dari para penambang yang ada dibelakang SD Timahnya disetor ke Oknum X dan yang di depan Sekolah dikumpulkan oleh ( L) ponakan pemilik lahan ,” Ahyung menambahkan.
Kendati Demikian aparat penegak hukum (APH) sudah berulangkali melakukan penertiban dilokasi tersebut namun para pemilik dan pekerja ponton seakan menantang seolah-olah kebal hukum dan memandang sebelah mata APH.
Terpisah, Kasat polairud Polres Bangka saat dikonfirmasi HP Seluler (WhatsApp) hanya mengatakan dengan singkat ” Terimakasih infonya.”
Setelah dipublikasikan pihak redaksi terus berupaya lakukan konfirmasi ke pihak-pihak terkait.
Penulis: Ali Topan