WARTAPUBLIK.COM, Ratusan aktivitas Ponton Isap Produksi (PIP) di Laut Belembang/ Bakik tidak pernah surut malah semakin membara, seakan APH tidak berdaya untuk menertibkan langkah penambang. Sehingga boleh dibilang menambah daftar panjang kerugian negara pertambangan yang ada di Kepulauan Bangka Belitung.
Pantauan media ini, Ratusan Ponton Isap Produksi terus kuras kekayaan alam berada di zona nelayan yang seharusnya dilindungi dan dilestarikan, karena lokasi tersebut merupakan tempat tangkap ikan bagi nelayan.
Salah satu warga inisial (Z ) nelayan asal Bakik mengaku dirinya juga menerima uang Rp 200 ribu/ minggu dari penambang PIP.
” Bukan kami tidak bersyukur, tapi itu tidak sesuai dengan banyak ratusan PIP yang beraktivitas. Pengennya itu diurus lewat satu pintu biar jelas penerima manfaatnya, ” ungkapnya kepada wartapublik, Rabu ( 18/09/24) melalui sambungan HP Seluler.
Ia sangat menyayangkan, soal pembagian bantuan yang tidak sesuai dari penambang, yang seharusnya selain nelayan masyarakat biasa atau ke masjid Bakik yang masih terbengkalai.
” Yang tidak habis fikir, kami sebagai masyarakat nelayan merasa heran bantuan untuk masjid di Bakik saja sampai saat ini belum ada juga, padahal kondisi masjid saat ini masih terbengkalai. Makanya saya pribadi lebih cenderung setuju diurus lewat satu pintu saja, ” ungkap ( Z).
Lebih lanjut dikatakan ( Z) yang menarik disini oknum dari Polsek Jebus diduga mengambil jatah dari penambang PIP juga.
” Ya, setiap hari Bang, diduga oknum anggota Polsek Jebus itu setiap hari ambil 3 kilogram/ponton,” terangnya.
Begitu juga salah Nelayan dari kalangan Tionghoa saat di wawancarai oleh awak media mengatakan bahwa Ia merasa tidak di perhatikan oleh para PIP.
” Terus terang kami nelayan masyarakat Cina disini belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari tambang PIP, kalau nelayan selain kami mungkin dapat,” ujar Ako yang namanya minta dirahasiakan.
Hingga berita ini dipublikasikan, sementara ini Kapolres Bangka Barat saat dikonfirmasi belum memberikan keterangan, Demikian juga Kapolsek Jebus belum juga ada jawabannya.
Dan awak media terus berupaya melakukan konfirmasi kepihak-pihak terkait.
( Komar)