WARTAPUBLIK.COM, JAKARTA – Dalam dua hari ini Kejaksaan Agung (Kejagung) memanggil 12 saksi guna mengembangkan mega korupsi yang menerpa perusahaan plat merah, PT Pertamina.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, membenarkan pemanggilan para saksi tersebut.
“0ya, benar selama dua hari ini tim penyidik JAM Pidsus telah memeriksa 12 orang untuk dimintai keterangannya,” kata Harli kepada wartawan, pada Rabu (5/3/2025) di Jakarta.
Seperti diketahui, perkara impor ilegal yang dilakukan para petinggi sub holding (anak perusahaan) PT Pertamina, telah menggerus uang negara mencapai Rp193,7 triliun.
Tindakan korup tersebut dilakukan selama lima tahun, dari 2018 hingga 2023. Dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS).
Sebanyak 12 saksi yang diperiksa, antara lain berinisial:
1. BMT selaku Manager Performance & Governance PT Kilang Pertamina Internasional.
2. TM selaku Senior Manager Crude Oil Supply PT Kilang Pertamina Internasional.
3. AFB selaku Manager Research & Pricing PT Pertamina Patra Niaga.
4. BG selaku Koordinator Hukum pada Sekretariat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
5. MR selaku Director of Risk Management PT Pertamina Internasional Shipping.
6. BP selaku Director of Crude and Petroleum Tanker PT Pertamina International Shipping.
7. AS selaku Director of Gas Petrochemical and New Business PT Pertamina International Shipping.
8. LSH selaku Manager Product Trading ISC periode 2017 s.d. 2020/Manager SCMDM pada Direktorat Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero).
9. EED selaku Koordinator Harga Bahan Bakar Minyak dan Gas pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM.
10. ANW selaku Manager Treasury PT Pertamina Patra Niaga.
11. TAW selaku Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional.
– Advertisement –
12. AA selaku Manager QMS PT Pertamina
“Saksi sebanyak 12 orang tersebut diperiksa guna memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan tersangka YF dan kawan-kawan,” ujar Harli. (*)
