WARTAPUBLIK.COM, Sungailiat – Manuver Kapal Isap Produksi (KIP) Bintang Samudra dalam mengupas lapisan kulit didasar laut mengakibatkan kecelakaan terseretnya Ponton Isap Produksi ( PIP ) hingga mengalami kerusakan dan berimbas terhentinya pekerjaan sehingga mengalami kerugian yang sangat signifikan cukup besar, Senin ( 14/04/25) di pantai Puriansel Sungailiat.
Harto salah satu pemilik ponton merasa dirugikan dan tidak terima dengan penarikan ponton Isap Produksi (PIP) secara sepihak yang dilakukan oleh pihak KIP tanpa koordinasi kepada pemilik Ponton pada hari Jum’at 11/04/25 malam hingga bergeser kurang lebih 10 meter dari titik awal.
” Tentu ini mengakibatkan kerusakan mata pisau bor yang masih tertancap hingga menyebabkan bengkok juga patah. Alhasil mereka tak bisa melakukan penambangan lagi,” ujar Harto.
Oleh karena itu, Harto mengumpulkan para penambang kurang lebih 100 orang untuk melabrak KIP Bintang Samudra 275.
Lebih lanjut, Harto selaku pemilik ponton bersikeras akan geruduk KIP Bintang Samudra 275 untuk mempertanggungjawabkan atas insiden tersebut.
Selain itu, Harto juga berkoordinasi dengan Satpolairud untuk mengawal para penambang mendatangi KIP t agar tidak ada tindakan anarkis yang tak diinginkan.
” Ini harga diri, kemarin Sabtu April 2025 ketika kami minta pertanggung jawaban dan kompensasi ganti rugi senilai Rp 30 juta mereka tak mengindahkan dan meremehkan kami , baru hari ini kami bersama para penambang yang berjumlah 100 lebih orang datangi KIP Bintang Samudra 275, menuntut secara Hukum kerugian material senilai Rp 5 Miliar ” ujar Harto menggebu gebu.
Hal senada disampaikan oleh KIKI selaku direktur CV TIN yang menaungi ponton isap Produksi (PIP) termasuk milik Harto mencoba untuk berdialog dengan pihak KIP Bintang Samudra 275 yang di Mediasi oleh Rohman selaku waskip PT Timah untuk menyelesaikan secara damai .
Sampai berita ini diterbitkan Antara Harto dan perwakilan KIP masih merinci nilai kerugian yang dialami untuk diselesaikan dengan kekeluargaan..
(Alitopan).