Philip Aron, Pemuda NTT Soroti PLTU Jalan A.Yani Pangkalpinang yang Mangkrak Sejak 2015

oleh -551 Dilihat
Caption Foto : Philip Aron, pemuda asal NTT yang menyoroti kondisi PLTU Jl. A. Yani No. 184 Pangkalpinang yang mangkrak sejak 2015. (Foto: Istimewa)

WARTAPUBLIK. COM

PANGKALPINANG – Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jalan A. Yani  No. 184 Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, kembali menjadi sorotan. Kali ini, kritik datang dari Philip Aron, pemuda asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah menetap di Pangkalpinang .

Melalui video singkat yang ia unggah di media sosial TikTok, Aron menyoroti kondisi PLTU Jalan A. Yani yang mangkrak sejak 2015. Menurutnya, proyek bernilai ratusan miliar rupiah itu seharusnya dapat memberi manfaat besar bagi masyarakat, baik dari sisi ketenagalistrikan maupun penciptaan lapangan kerja.

“Saya heran, proyek sebesar ini bisa terbengkalai begitu saja. Padahal anggarannya begitu besar, pasti berkaitan dengan pemerintah maupun PLN. Kalau selesai, tentu bisa membuka lapangan kerja yang luas,” ujar Aron saat ditemui wartawan, Rabu (20/8/2025).

Aron mengaku, keterlibatannya berawal dari kuasa yang diberikan seorang kontraktor kecil yang ikut dalam pengerjaan PLTU tersebut. Sejumlah pihak penyedia jasa, seperti penyewa alat berat dan pemasangan baja ringan, hingga kini belum menerima pembayaran penuh sejak pengerjaan dimulai 2015 lalu.

“Beberapa kali memang ada pembayaran, tapi kemudian macet lagi. Ada nama-nama yang disebut terlibat, di antaranya HY dan BW, yang berkantor di Jakarta. Namun, sejak 2015 sampai sekarang, masih ada tunggakan yang belum dilunasi,” jelasnya.

Ia menilai, mangkraknya PLTU yang di kelola oleh PT Babel Lindo Energi ini tidak hanya merugikan kontraktor kecil, tetapi juga masyarakat luas karena potensi manfaatnya tidak dirasakan.

“Kalau PLTU ini berjalan, tentu sangat membantu perekonomian daerah. Tapi faktanya sampai sekarang mangkrak. Ini kerugian besar bagi masyarakat Bangka Belitung,” tegas Aron.

Aron berharap pemerintah pusat maupun daerah bersama pihak terkait dapat mencari solusi atas persoalan tersebut. Ia juga meminta agar kontraktor kecil yang ikut bekerja dalam proyek itu mendapat kepastian pembayaran.

“Saya tidak punya kepentingan pribadi. Saya hanya ingin persoalan ini diselesaikan, agar pembangunan berjalan dan masyarakat merasakan manfaatnya,” ungkap Aron.

Ia mempertanyakan bagaimana bisa investasi yang cukup besar pembangunan PLTU tiba – tiba  macet, ada apa? jadi pertanyaan besar bagi masyarakat Babel.

” Ini perlu investigasi lebih mendalam,” ujarnya singkat.

Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum dapat dikonfirmasi mengenai perkembangan penyelesaian proyek PLTU Air Anyir.

( Tim)

 

banner 336x280