Debat Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025: Udin–Dessy Tekankan Visi Emosional dan Komitmen Pelayanan

oleh -499 Dilihat
Caption Foto : Pasangan calon nomor urut 3, Prof. Udin dan Cece Dessy, saat menyampaikan visi-misi dalam debat publik kedua Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025 di Hotel Aston Emidary, Selasa (19/8/2025).

WARTAPUBLIK. COM

PANGKALPINANG – Debat publik kedua Pilkada Ulang Pangkalpinang 2025 yang digelar KPU pada Selasa malam (19/8/2025) di Hotel Aston Emidary Bangka Conference Center menjadi panggung penting bagi pasangan calon nomor urut 3, Prof. Saparudin (Prof. Udin) dan Dessy Ayutrisna (Cece Dessy), dalam menyampaikan visi dan misi mereka.

Cece Dessy membuka penyampaian dengan penuh ketulusan dan sentuhan emosional. Ia menegaskan bahwa dirinya hadir bukan hanya sebagai calon wakil wali kota, tetapi juga sebagai seorang anak, seorang ibu, dan perempuan yang lahir serta besar di Pangkalpinang.

“Malam ini saya berdiri di sini, bukan hanya sebagai calon wakil wali kota. Saya berdiri sebagai seorang anak, seorang ibu, dan seorang perempuan. Saya lahir dan besar di tanah ini, tumbuh bersama Bapak dan Ibu sekalian, merasakan langsung suka dan duka hidup di kota tercinta kita ini,” ungkap Cece Dessy.

Ia menggambarkan bagaimana dirinya memahami kesulitan masyarakat sehari-hari, mulai dari ibu rumah tangga yang berjuang menjaga dapur tetap mengepul, ayah yang khawatir biaya pendidikan anaknya, hingga orang tua yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Cece menyoroti belum tercapainya Universal Health Coverage (UHC) di Pangkalpinang dan menegaskan komitmennya memperjuangkan hal tersebut.

“Itu sebabnya saya dan Prof. Udin datang. Kami ingin menghadirkan transformasi sosial ekonomi agar warga tidak lagi khawatir tentang pekerjaan dan penghasilan. Kami ingin membangun infrastruktur yang mempermudah hidup rakyat, membuka pintu rezeki, serta menghadirkan pelayanan publik yang inovatif, cepat, ramah, dan berpihak pada yang lemah,” tegasnya.

Lebih lanjut, Cece menekankan pentingnya demokrasi lokal yang kuat, kerukunan sosial, serta pelestarian lingkungan sebagai fondasi pembangunan kota.

“Pangkalpinang indah karena keberagamannya. Kita rukun karena saling menghormati. Itulah warisan yang harus kita rawat agar anak-anak tumbuh dalam kota yang damai. Dan kita tidak boleh melupakan lingkungan, karena laut, sungai, dan alam adalah sumber kehidupan,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Udin menegaskan komitmen mereka membangun Pangkalpinang yang seimbang, berdaya saing, amanah, inklusif, rukun, serta tangguh dalam melestarikan lingkungan dan memperkuat nilai budaya.

“Kami tidak datang membawa janji kosong. Kami datang membawa cinta untuk kota ini dan tekad untuk melayani dengan sepenuh hati. Dengan doa, kerja, dan kebersamaan, kite pacak membangun Pangkal,” tutup Prof. Udin.  (*)

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.