Selaras dengan namanya, Hutan Pelawan memiliki keunikan yang hanya terdapat di kawasan hutan tersebut, yaitu Pohon Pelawan, pohon berkayu merah yang disebut-sebut sebagai endemik Provinsi Bangka Belitung. Tak hanya itu, bermacam flora dan fauna unik lainnya dapat ditemukan disini.
Keunikan tersebut menarik perhatian beberapa wisatawan mancanegara untuk berkunjung, salah satunya Pier (42), berasal dari Prancis, yang berprofesi sebagai produser and scientific adviser di National Geographic Media. Raut wajah Pier tampak antusias saat tiba di Hutan Pelawan, Rabu (21/06/2023).
Kepala Desa Namang, Zaiwan ikut menyambut kedatangan Pier bersamanya istrinya di Hutan Pelawan. Layaknya seorang pemandu wisata, Zaiwan dengan lancar mengenalkan flora dan fauna unik yang ada di Hutan Pelawan.
“Alhamdulillah, saya bangga tempat wisata di Namang menjadi salah satu pilihan wisatawan mancanegara, beberapa waktu lalu ada dari Amsterdam, kali ini dari Prancis,” ucap Zaiwan.
Ia juga menyuguhkan makanan khas Bangka Belitung, Ubi Culet, singkong rebus yang dikombinasikan dengan kelapa parut gula merah, juga Teh Pelawan khas Hutan Pelawan yang terbuat dari ekstraksi Daun Pelawan.
Pier bersama istrinya tampak menikmati nikmatnya Ubi Culet yang dipadukan dengan Teh Pelawan di bawah rindangnya pohon pelawan sembari mengamati burung-burung khas Hutan Pelawan yang juga tampak menyambut kedatangan Pier.
“I really like because first you can see that is a well preserved forest so I like the fact, you can still see thats so quite life inside when we saw woodpeckers together and we saw the Pitta bird as well, these two birds you can only find in forest that save, if the forest is disturb they wouldn’t live, so that is very good sign,” kata Pier.
Pier juga kagum melihat budaya dan keunikan masyarakat di Namang khususnya mulai dari bentuk rumah, makanan, Pohon Pelawan, juga Teh Pelawan. Ia pun bersyukur bisa mempelajari atau mengetahui hal ini.
“I like that already, and what I did not know I would see that was a really big suprise for me is to see also the culture of the people here, typical houses, typical food, pelawan tree, pelawan tea, I discover many thing that I did not know today, very thankful it’s a great experience,” ucap Pier.
Pier juga memberikan pesan dan harapannya untuk selalu menjaga dan melestarikan Hutan Pelawan.
“Keep doing what you do because it’s great, keep allowing people like me to experience this. Because in France we have no idea about Pelawan Forest, we have no idea about Pelawan Tree, so now when I go back I can tell my friends and maybe they come, and this is how you make good reputation, and how you make the culture of your village of your island shine in a way. So my only advise is keep being as you are, keep the good work here because is great,” ujar Pier.
Sehari setelah kunjungan turis asal Prancis, tepatnya Kamis (22/06/2023), Desa Namang yang termasuk kategori one village one product kembali kedatangan tamu mancanegara. Mereka merupakan tim importir lada yang berasal dari Jepang dan Singapura.
Kedatangan mereka ini untuk melihat secara langsung kondisi perkebunan lada yang ada di Bangka. Kali ini tujuan kunjungannya ke kebun lada milik H. Bujang di Desa Namang, Bangka Tengah.
Menurut Kades Namang, Zaiwan, kegiatan ini mengedukasi para tamu mancanegara ini mengenai lada, mulai dari penanamannya, perawatannya, cara panen, cara mengolahnya hingga menjadi lada yang siap dikonsumsi. Diketahui, produk lada dari Bangka terkenal dengan nama Muntok White Pepper.
Tak lupa, Kades Namang juga mengajak para tamunya ke Hutan Pelawan melihat habitat asli pohon Pelawan serta mencicipi madu khas Hutan Pelawan dan air nira.
* Sumber: Diskominfosta Bangka Tengah