WARTAPUBLIK.COM, Bangka – Dibalik adanya aktivitas pertambangan timah ilegal yang berada di Pantai Matras, Desa Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat, kembali menyeruak ke masyarakat tentang pengambilan jatah ‘ Cantingan’ oleh oknum dengan dalih untuk koordinasi Jadi Sorotan.
Salah satu pekerja tambang mengaku, dalam proses kerja dilakukan secara rajuk manual dan melibatkan semua pihak dalam operasinya, Rabu (25/02/25) .
” Tambang ini dikelola oleh HK ( Hari Black) selaku koordinasi bagian dari Polairud sedangkan Colector Timah ( Pembeli) bernama Asiang,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, beberapa pekerja tambang yang berperan sebagai kordinator ‘ Cantingan’ ada Aloy, Emon, dan Rozi.
“Menurut pengakuan pengurus cantingan diduga untuk koordinasi ke Polairud sebesar kurang lebih 2 kilo per front mesin sebanyak 50 an ponton,” kata sumber.
Lebih lanjut dikatakan oknum pekerja bahwa nama Andre Widia bertugas sebagai pungut cantingan diduga untuk koordinasi ke oknum media.
Masih menurut pengakuan sumber, selain nama nama diatas ada juga yang terlibat dalam pungutan liar diantara Midut, Usman, dan Tulip ketiga tiganya warga setempat ” arah pungutannya dikemanakan tidak jelas,” ringkas sumber meminta namanya tidak dicantumkan.
Emon Saat dikonfirmasi oleh awak media melalui pesan Whatsap terkait ‘cantingan ‘ untuk satuan Polairud dirinya belum merespon hanya dibaca saja.
Sementara itu, Pihak Polairud saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler ( Whatsap) membantah keras terhadap hal tersebut apalagi ada personal yang mengaku dari satuan Polairud .
Masyarakat berharap Pihak yang berwenang (APH)diharapkan segera mengambil tindakan TEGAS untuk menertibkan kegiatan ilegal ini guna menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah dampak buruk lebih lanjut terhadap ekosistem sekitar. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak-pihak terkait mengenai langkah hukum yang akan diambil.
Awak media terus berupaya konfirmasi lebih lanjut ke pihak-pihak terkait.
( Rony Christ/Alitopan)
