Teguh Santosa Masuk Bursa Calon Ketua Umum PWI, Dinilai Figur Pemersatu

oleh -456 Dilihat

WARTAPUBLIK.COM, Batam— Menjelang “Kongres Persatuan” Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang rencananya akan digelar pada akhir Agustus 2025 di Jakarta, sejumlah nama mulai mencuat dalam bursa calon ketua umum. Salah satunya adalah Teguh Santosa, tokoh pers nasional yang dinilai memiliki kapasitas untuk menyatukan dua kubu yang sempat berseteru dalam tubuh organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia ini.

Kongres tersebut merupakan hasil kesepakatan damai antara kubu Hendry Ch. Bangun dan Zulmansyah Sekedang, yang dicapai pada Juni lalu, serta disaksikan oleh Ketua Dewan Pers, Prof. Komaruddin Hidayat. Kedua kubu sebelumnya memiliki klaim kepemimpinan masing-masing—Hendry terpilih dalam Kongres PWI Bandung 2023, sementara Zulmansyah melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada Agustus 2024.

Di tengah upaya rekonsiliasi ini, munculnya nama Teguh Santosa sebagai kandidat dinilai membawa angin segar. Teguh bukanlah sosok asing di lingkungan PWI. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat periode 2013–2018 dan anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat pada 2018–2020, sebelum akhirnya mengundurkan diri karena menerima amanah sebagai Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).

Ketua Harian JMSI, Ari Rahman, mengungkapkan bahwa banyak pengurus dan anggota PWI di daerah yang menyuarakan harapan agar Teguh bersedia mencalonkan diri.

“Teman-teman PWI di daerah menginginkan sosok pemersatu yang bisa mengembalikan marwah organisasi. Dan mereka menilai Bang Teguh sangat mampu,” kata Ari kepada wartawan di Batam, Kepulauan Riau, Rabu (30/7/2025).

Menurut Ari, selain pengalamannya di PWI, Teguh juga dikenal sebagai wartawan utama dan pemegang Press Card Number One (PCNO). Ia juga pernah dipercaya sebagai Ketua Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di Nusa Tenggara Barat, yang disebut-sebut sebagai salah satu penyelenggaraan HPN terbaik sepanjang sejarah.

“Bang Teguh dianggap sebagai sosok yang ideal, memiliki rekam jejak yang lengkap—baik di organisasi, profesi, maupun kapasitas kepemimpinan,” tambah Ari.

Ketika ditanya tentang kemungkinan Teguh mundur dari JMSI bila terpilih sebagai Ketua Umum PWI, Ari menegaskan bahwa hal itu sudah dibicarakan dalam Munas JMSI bulan Juni 2025.

“Mekanismenya sudah ada. Saat ini, yang utama adalah menyelamatkan PWI. Bang Teguh adalah pilihan yang tepat untuk menyatukan organisasi,” pungkasnya.

Kongres PWI mendatang akan menjadi momen penting untuk menuntaskan konflik internal dua tahun terakhir dan menentukan arah masa depan organisasi wartawan nasional ini. Sosok pemimpin yang mampu merangkul semua pihak kini sangat dibutuhkan. (*)

banner 336x280